Tikus dan Lumbung Padi

15-gagasan

Ada fenomena menarik beberapa hari ini. Penyebabnya karena banyak kebijakan-kebijakan yang berkesan “kontroversial” bagi beberapa orang. Salah satunya adalah kisruh sepak bola Indonesia. Tapi saya tidak mau membahas masalah tersebut. Sudah banyak yang mengupasnya. Silahkan dicari, sesuaikan dengan selera masing-masing. Namanya selera artinya ya ga ada yang salah.

Namun ini tentang pengibaratan. Ada yang mengibaratkan kalau kejadian ini seperti:

mencari tikus di lumbung padi, tikus gagal didapat, lumbung pun dibakar, sehingga hancurlah semua kebaikan yang telah dibangun – pepatah

Sering kali pepatah ini hanya dimaknai seadanya. Ya seperti yang terlihat, seperti yang bisa dibaca. Begitulah. Kenapa pepatah ini tidak kita kritisi. Bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Contoh:

Kenapa tikus bisa masuk ke lumbung padi?

Apa yang salah dengan lumbung padi?

Apa lumbungnya ada yang bocor?

Tikus bukan tak berwujud, bentuknya jelas, badannya bisa dipegang kok. Mesti ada sesuatu yang salah ini, kok tiba-tiba tikus masuk ke lumbung padi. Harus dicari dulu permasalahannya apa.

Setelah semuanya jelas, pertanyaan ga cukup cuman tiga. Harus didalaminya lagi. Namanya juga niat, ya harus dilakukannya sedetail dan sedalam mungkin. Contoh pertanyaan selanjutnya:

Seberapa banyak bocor?

Gimana kalau ditambal?

Apa diganti aja lumbungnya dengan yang baru?

Nah, pertanyaan diatas sudah memasuki tahap pencarian solusi. Solusinya bisa macam-macam, kembali ke sudut pandang masing-masing. Bagaimana kita menilai suatu keadaan. Setiap orang mesti beda-beda, ga bisa dipaksakan.

Bagi saya penggunaan pepatah tersebut kurang tepat. Permasalahan di Indonesia sekarang bisa saja karena tikusnya sudah banyak, karena lumbungnya juga banyak yang bocor. Sehingga pemerintah perlu memperbaiki lumbung. Bisa memperbaiki atau bisa juga dengan menggantikannya dengan yang lebih baik. Tenang, tidak ada yang membakar kok.

Contoh memperbaiki itu bisa dengan membuat tata kelola yang lebih baik. Yang akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi.